POSISI STRATEGIS INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang dikenal sebagai negara maritim. Pengertian negara maritim itu sendiri adalah negara yang sebagian besar wilayahnya merupakan perairan sedangkan luas daratannya lebih kecil daripada lautnya. Tujuh puluh lima (75) persen dari wilayah Indonesia merupakan wilayah kelautan. Maka dari itu, perairan Indonesia memiliki potensi yang besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.  
Akan tetapi, potensi yang dimiliki belum dimanfaatkan dengan baik. Menurut Rokhim Dahuri, penghasilan sumber daya laut sebanyak 19,3 juta ton (data pada tahun 2013) masih jauh dari besarnya potensi yang dimiliki sehingga potensi perairan Indonesia perlu digali lebih dalam lagi. 


b. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah potensi yang dimiliki kelautan Indonesia?
2. Bagaimanakah upaya untuk mengelola potensi tersebut?


c. Pembahasan
  1. Lokasi
a. Astronomis

Secara astronomis, Indonesia terletak di posisi 6o garis lintang utara (LU) hingga 11o garis lintang selatan (LS) juga 95o bujur timur (BT) hingga 141o bujur timur. Letak astronomis ini membuktikan fakta bahwa Indonesia terletak tepat pada garis khatulistiwa.
Wilayah yang dilewati garis khatulistiwa merupakan wilayah yang beriklim tropis, sehingga wilayah ini hanya memiliki dua musim: musim kemarau dan musim hujan.
Selain itu, iklim tropis yang dimiliki Indonesia menyebabkan tingkat curah hujan yang tinggi. Posisi Indonesia yang terletak pada garis khatulistiwa mengakibatkan terjadinya hujan zenithal atau hujan equator di Indonesia. 



b. Geografis
Secara geografis, Indonesia berada di antara dua benua dan dua samudera yaitu benua Asia dan Australia serta samudera Hindia dan Pasifik.
Setiap enam bulan sekali, Indonesia mengalami perubahan musim sebagai akibat letak geografis Indonesia yang dipengaruhikan oleh angin muson. Terdapat dua jenis angin muson: angin muson barat yang berhembus pada bulan Oktober hingga Maret, berasal dari benua Asia dan menyebabkan musim hujan bagi Indonesia; angin muson timur yang berhembus pada bulan April hingga September, berasal dari benua Australia dan menyebabkan musim kemarau bagi Indonesia.
Selain itu, dahulu pada zaman es, Indonesia bagian barat merupakan daratan yang menyatu dengan benua Asia, sedangkan Indonesia bagian timur menyatu dengan benua Australia. Namun, pada zaman pleistosen terjadilah pencairan es sehingga sebagian daratan tersebut terbenam menjadi paparan. Hal ini mengakibatkan flora dan fauna yang tertinggal di wilayah Indonesia masa kini, dan dapat kita lihat kemiripan antara flora-fauna yang dimiliki Indonesia dengan flora-fauna yang dimiliki negara-negara di benua Asia maupun Australia.

c. Geologis
Secara geologis, Indonesia berada di antara tiga lempeng tektonik: lempeng Eurasia, lempeng Pasifik dan lempeng Indo-Australia juga berada di wilayah pegunungan sirkum Mediterania dan sirkum Pasifik. Selain itu, Indonesia juga berada di tiga dangkalan: Dangkalan Sunda, Dangkalan Sahur dan Dangkalan Australia Asiatis.
Pertemuan antara ketiga lempeng memiliki potensi untuk saling bertabrak dan menimbulkan energi yang dapat menyebabkan bencana alam seperti gempa api. Pegunungan sirkum Mediterania dan sirkum Pasifik terdiri atas rangkaian gunung api. Wilayah yang berada di sekitar gunung api cenderung subur dan memiliki potensi yang baik dalam bidang pertanian.
Penjelasan mengenai ketiga dangkalan yang ada di Indonesia akan dijelaskan pada bagian Karakteristik Perairan Indonesia. 

  1. Batas Wilayah
a. Darat: Malaysia, Timor Leste dan Papua Nugini
b. Laut: Singapore, Malaysia, India, Thailand, Vietnam, Palau, Australia


3. Luas Wilayah
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, 75% wilayah Indonesia merupakan wilayah perairan laut. Berdasarkan data Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL pada tahun 2018, luas wilayah perairan Indonesia meliputi:


Luas Wilayah Kedaulatan
a. Perairan Pedalaman dan Perairan Kepulauan: 3.110.000 km2
b. Laut Teritorial: 290.000 km2

Luas Wilayah Berdaulat
a. Landasan Kontinen: 2.800.000 km2
b. Zona Ekonomi Ekslusif: 3.000.000 km2
c. Zona tambahan: 270.000 km2

Luas Perairan Indonesia: 6.400.000 km2




4. Karakteristik Perairan Indonesia
Perairan laut Indonesia memiliki ciri khasnya tersendiri. Berdasarkan topografi dasar laut, perairan Indonesia terdiri atas perairan laut dangkal (paparan) dan perairan laut dalam (jeluk). Paparan yang terdapat di Indonesia yaitu Paparan Sunda dan Paparan Arafura-Sahul, sedangkan perairan laut dalam antara lain Laut Banda dan Laut Sulawesi.
a. Paparan Sunda 
Paparan Sunda merupakan paparan benua (continental shelf) yang terluas di dunia. Luas paparan Sunda meliputi 1,8 juta km2 dengan kedalaman kurang dari 100 meter. Paparan ini menghubungkan pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bangka Belitung dan daratan Asia juga meliputi Laut Cina Selatan, Teluk Thailand, Selat Malaka dan Laut Jawa. 

b. Paparan Arafura-Sahul
Paparan Arafura-Sahul terletak di bagian timur Indonesia yang memiliki luas 1,5 juta km2. Kedalaman rata-rata paparan Arafura-Sahul antara 30-90 meter. Paparan ini menghubungkan pulau Papua, kepulauan Aru, Australia dan kepulauan Kei tidak pernah bersatu meskipun lokasinya berdekatan karena terdapat Basin Aru yang sangat dalam (3000 meter). 





c. Perairan Laut Dalam
Perairan laut dalam terletak di antara Paparan Sunda dan Paparan Arafura-Sahul. Topografi dasar laut sangatlah kompleks dengan berbagai bentuk basin dan palung. Topografi dasar laut dalam dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Sebelah utara:
  • Palung Mindanao (sedalam 10.830 meter)
  • Basin Sulawesi (5.100 meter)
  • Palung Makassar (2.300 meter) 
2) Laut Maluku:
  • Basin Morotai (3.890 meter)
  • Palung Ternate (3.450 meter)
  • Basin Bacan (4.810 meter)
  • Basin Manggole (3.510 meter)
  • Basin Gorontalo (4.810 meter)
3) Basin Banda:
  • Basin Banda Utara (5.800 meter)
  • Basin Banda Selatan (5.400 meter)
  • Palung Weber (7.740 meter)
4) Samudera Hindia
  • Basin besar Indonesia (bagian barat pulau Sumatera dan selatan pulau Jawa dengan kedalaman 7.450 meter)
  • Palung Bali
  • Palung Mentawai

Secara biogeografi, perairan Indonesia terdiri atas Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Laut Jawa, Laut Flores

5. Karakteristik Wilayah Daratan Indonesia 
Karakteristik topografi di daratan terjadi karena adanya tumbukan lempeng. Akibat hasil tumbukan lempeng tersebut adalah:
a. Adanya jalur pegunungan yang merupakan kelanjutan dari pegunungan dunia, yaitu Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik.
b. Membentuk kepulauan di sebelah barat pulau Sumatera seperti Pulau Simeulue, Pulau Nias, Pulau Siberut dan Pulau Enggano.
c. Membentuk daratan dari hasil proses pengangkatan dasar laut seperti Pegunungan Jayawijaya di Papua, Maros di Sulawesi Selatan, Pegunungan Sewu di Yogyakarta dan Padalarang di Jawa Barat.
d. Membentuk jalur-jalur patahan yang sangat berpotensi terjadinya bencana gempa bumi.
e. Zona tumbukan lempeng tektonik juga membentuk jalur gunung api aktif.

6. Perkembangan Jalur Transportasi dan Perdagangan Internasional di Indonesia
Posisi Indonesia yang strategis berada di antara dua benua dan dua samudera menjadikan Indonesia sebagai jalur lalu lintas pelayaran bangsa asing sejak zaman dahulu. Diawali pada masa kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, Sriwijaya merupakan kerajaan yang terkenal sebagai kerajaan bahari. Pelayaran Kerajaan Sriwijaya meliputi perairan Asia Tenggara, Tiongkok, Timur Tengah dan Madagaskar. 
Laksamana Cheng Ho (1371-1433) melakukan pelayaran dari Tiongkok ke Samudera Hindia melewati Kepulauan Indonesia bagian barat, sampai ke Timur Tengah dan Pantai Timur Afrika. Tujuan ekspedisi laut, yaitu membuka jalur perdagangan dengan dunia barat. Pelayaran Cheng Ho di perairan Nusantara diawali Kerajaan Samudera Pasai di Aceh, lalu dilanjutkan ke Pelabuhan Palembang, Pulau Bangka, Pelabuhan Sunda Kelapa, dan Pelabuhan Muara Jati.
Ekspedisi Cheng Ho banyak menginspirasi dalam pelayaran bangsa Spanyol dan Portugis, terutama dalam teknologi perkapalan.Jalur pelayaran VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) berhasil merebut pelabuhan dan menguasai jaringan pelayaran di Nusantara. VOC berhasil mendominasi dunia maritim di Nusantara selama kurang lebih dua abad. 

Sekarang ini, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan mengenai pengembangan tol laut. Tol laut adalah kapal laut yang berlayar secara rutin dan terjadwal yang menghubungkan wilayah Indonesia dari barat sampai ke timur dan dari utara sampai ke selatan. 
Menurut Prihartono, dalam pengembangan tol laut terhadap konsep wilayah depan (foreland) dan wilayah dalam (hinterland). Konsep ini merupakan koridor ekonomi yang berbasis maritim dan sistem logistik untuk mendukung sektor perdagangan, baik dari sumber daya kelautan maupun dari daratan. Selain itu, koridor ekonomi tersebut akan mendorong terciptanya pusat-pusat pertumbuhan baru dan pemerataan ekonomi di seluruh wilayah Nusantara.
Pada tol laut terdiri atas kapal pelayaran untuk peti kemas dan penumpang. Tol laut untuk peti kemas harus didukung oleh pelabuhan laut yang andal, baik dari segi kapasitas daya tampung, data dan sistem informasi, maupun dokumentasi. Selain itu, harus memperhatikan kecukupan muatan barang barang baik dari Indonesia barat ke timur maupun sebaliknya. Tol laut peti kemas harus memiliki pelayaran yang rutin dan terjadwal, baik rute, ukuran kapal, maupun waktu pelayaran. Kemudian, tol laut untuk peti kemas harus memiliki akses yang baik terhadap daratan, seperti pelabuhan, terminal, sungai dan kawasan pesisir. 
Untuk menuju negara poros maritim dunia, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan mengenai pengembangan tol laut di wilayah perairan Indonesia, salah satu elemen yang mendukungnya ialah pelabuhan.
Tol laut untuk penumpang harus mencakup transportasi yang terintegrasi antara transportasi darat dan transportasi laut. Tol laut untuk penumpang diarahkan untuk destinasi wisata, komersial dan pelayaran (travelling and leisure).  

7. Potensi Sumber Daya Kelautan di Indonesia
a. Sumber Daya Perikanan
Indonesia memiliki keanekaragaman jenis ikan dunia. Sekitar 37% (sekitar 2000 jenis) dari spesies ikam dunia terdapat di Indonesia. Dari jumlah spesies tersebut, baru sekitar 400 spesies yang memiliki nilai ekonomis tinggi, antara lain ikan tuna, cakalang. tenggiri, kakap, tongkol,udang, cumi-cumi, lobster, kerapu, baronang dan ikan hias. Selain jenis ikan, potensi kelautan yang bernilai ekonomis tinggi yaitu jenis krustacea, moluska dan ekinodermata.
Peluang budi daya laut yang sangat besar di Indonesia yaitu budidaya ikan konsumsi pada jaring apung (kerapu, kakap, nila), tambak payau (bandeng, udang), krustacea (udang, lobster, kepiting), tripang, kerang konsumsi, dan ikan hias. Potensi budidaya laut Indonesia sekitar 4,58 juta hektar, namun baru dimanfaatkan hanya sekitar 2%. 
Faktor penyebab masalah belum optimalnya pengelolaan sumber daya perikanan di Indonesia antara lain sebagai berikut.
a, Kebijakan pemerintah Indonesia, baik pusat maupun daerah belum kuat dan merata di seluruh wilayah Indonesia.
b. Pelabuhan laut belum berfungsi secara optimal
c. Pembangunan infrastruktur kelautan yang masih tertinggal
e. Jumlah industri perkapalan yang masih sedikit
f. Armada kapal penangkap ikan masih sederhana

Sumber daya perikanan yang sangat melimpah tersebut seharusnya dapat menjadikan Indonesia sebagai penghasil ikan terbesar di Asia maupun dunia. Akan tetapi, saat ini pengelolaannya belum maksimal. Jika dikelola maksimal, sektor perikanan dapat menghasilkan pendapatan sebesar 31,9 triliun dollar AS per tahun. 


b. Pariwisata Bahari 
Indonesia merupakan kawasan wisata bahari yang sangat potensial di Asia bahkan dunia sehingga pariwisata bahari harus mendapat prioritas utama dalam pemanfaatan sumber daya kelautan.
Wisata bahari adalah kegiatan wisata dan olahraga air di perairan laut, termasuk penyediaan sarana dan prasarana serta jasa yang dikelola secara komersial. Objek wisata yang menjadi daya tarik wisatawn dalam pariwisata bahari, yaitu wisata alam pantai dan pulau-pulau kecil, keanekaragama flora dan fauna, wisata budaya masyarakat pesisir dan wisata olehraga.
Selain itu, sumber daya hayati bahari seperti terumbu karang, ikan hias, padang lamun, hutan mangrove, pantai pasir putih, pantai bertebing terjal dan pantai berbatu juga dapat mendukung pengembangan pariwisata bahari. Kondisi ombak perairan Indonesia juga mendukung kegiatan wisata seperti berenang, berselancar, ski air, menyelam, snorkeling dan berlayar.
Objek wisata yang harus dijadikan modal utama dalam pengembangan pariwisata bahari yaitu terumbu karang. Indonesia memiliki kawasan terumbu karang yang sangat luas yaitu 85.000 km2 dam termasuk negara yang memiliki kawasan terumbu karang teraik di dunia. 

7. KESIMPULAN
Indonesia memiliki potensi yang beragam di bidang kelautan, baik sumber daya kelautan yang dapat diekspor ke luar negeri seperti ikan, maupun yang dapat dijadikan sebagai kegiatan pariwisata. Sudah seharusnya pemerintah Indonesia memberikan banyak perhatian terhadap fasilitas kelautan Indonesia sehingga kekayaan yang terkandung di dalamnya dapat dimanfaatkan dengan maksimal, dan membantu memajukan perekonomian Indonesia. 

Comments

Popular Posts